Kamis, 18 September 2014

Mas Zhafi Berani Disuntik



Hari ini di sekolah Mas Zhafi ada imunisasi campak, salah satu rangkaian dari program BIAS (bulan imunisasi anak sekolah). Dua hari sebelumnya, ibu berdiskusi sama Zhafi tentang menghadapi jarum suntik. Karena Mas Zhafi masih belum ‘bersahabat’ dengan benda kecil satu ini.

Beberapa minggu sebelumnya, setelah diperiksa dokter Armelia, DSA langganan, Mas Zhafi harus menjalani pemeriksaan darah untuk melihat apakah HB, elektrolit, dan gambaran darah tepi Mas Zhafi ada masalah. Karena mas Zhafi suka mengeluh pusing, juga seringkali terlihat lemas.

Makanya, mas Zhafi dirujuk dokter Armelia untuk menjalani tes darah. Nah, ayah dan ibu berusaha memberi pengertian tentang menghadapi jarum suntik. Segala bujuk rayu dilakukan. Tapi tampaknya rasa takutnya lebih besar. Akhirnya mau ngga mau, diambillah darahndengan jalan ‘dipaksa’. Berteriaklah keras sekali. Hiks…

Nah… sewaktu ada informasi BIAS ini, ibu sempat ngga yakin, apa Zhafi akan bisa melewati sesi 
penyuntikan ini tanpa teriakan cetar membahana atau justru sebaliknya. Tapi ayah dan ibu tetap mengikutkan Mas Zhafi untuk imunisasi. Kalaupun nanti Mas Zhafi ngga bersedia, ya sudah ngga papa.

Pada hari H-nya, Mas Zhafi sempat ngga mau sekolah. Ayah ibu sampaikan, kalau memang Zhafi nggak mau diimunisasi, ya nanti sampaikan ke Bunda Guru. Ibu juga sudah menyampaikan ke Bunda Guru, kalau Zhafi masih  belum siap atau takut, tidak usah dipaksa. Ibu juga akan nungguin Zhafi di sekolah.

Tapi ternyata, keaadaan ngga memungkinkan untuk menunggui Zhafi di sekolah. Karena ngga enak 
juga, ngga ada teman nunggu. Sementara saung yang biasa digunakan untuk nunggu dipakai untuk belajar tahfidz.

Akhirnya ibu pulang. Ibu cemas dan khawatir Zhafi akan melewati sesi imunisasi dengan pemaksaan dan berakhir trauma. Tapi... akhirnya Ibu berusaha pasrah. Ibu sholat dhuha…. Memohon supaya Allah membukakan hati mas Zhafi agar berani menghadapi jarum suntik.

Saat jam pulang sekolah adalah saat yang paling Ibu tunggu hari ini. Ibu ingin tahu, apa reaksi Zhafi sepulang sekolah. Ingin tahu, bagaimana akhirnya. Apakah Zhafi jadi diimunisasi atau tidak. Kalau jadi, bagaimana dia menghadapinya.

Kebetulan sewaktu mengembalikan rapot ke Bunda Guru Sari, Bunda Sari langsung cerita, kalau Zhafi berani lho disuntik. Awalnya memang takut dan menangis. Tapi setelah melihat teman-temannya, akhirnya dia bilang, Bun… aku mau deh disuntik. Waow… mashaa Allahh…. leganya hati Ibu dengar cerita dari Bunda Sari. Anak sulung buah hati Ibu ini sudah mulai bisa menghadapi jarum suntik dengan berani.

Selamat yaa, Mas Zhafi… peluk cium Ibu J


1 komentar:

  1. sampe segede ini dan udah nikah, tapi kalo dgr KUDU DISUNTIK itu rasanya............................................................................................................................................................................. #adaopsilaintak?

    BalasHapus